Rabu, 29 April 2015

Sarasehan Muslimah Memperingati Hari Kartini

Sumber: fc06.deviantart.net
Sumber: fc06.deviantart.net
Just wanna say thanks to Allah. Bersyukur sekali acara ini bisa terlaksana dengan lancar, mengingat persiapan yang sangat minim, terkesan serba terburu-buru dan mendadak. Hari Kamis pagi, tanggal 11 April, Komisi C alias KomCe alias Jarmus, sebenarnya berencana mengagendakan syura’ internal. Berhubung yang bisa datang cuma dua orang saja (saya dan ukhti Fika dari IKIP), ujung-ujungnya agenda pun berubah jadi obrolan tentang eksekusi peringatan hari Kartini. Baru ingat juga kalau hari kartini ternyata tinggal sepekan lagi, sementara kami masih “blank” mau bikin kegiatan apa.
Mumpung di masjid ada Kokept LDK dan Kokept Fatepa, tercetuslah ide untuk bikin semacam kajian khusus untuk memperingati hari Kartini. Harapannya di awal, acara kajian ini bakalan “gebyar” karena melibatkan seluruh Keputrian LDK se-Kota Mataram. Tapi lagi-lagi, yang selalu jadi kendala di Jarmus adalah sulitnya koordinasi dengan akhwat-akhwat di luar UNRAM. KomCe yang timnya paling kecil dibandingkan semua komisi di Puskomda Nusra, hanya terdiri dari 5 orang akhwat (2 orang dari UNRAM, 2 dari IKIP, dan 1 orang dari STMIK), tiap ada undangan syura’ internal selalu gagal menghadirkan semua personilnya, walau sudah berusaha mencocokkan waktu dan semua sudah konfirmasi untuk bisa hadir, ujung-ujungnya yang hadir paling hanya 2-3 orang saja. Sedikit putus asa dengan kondisi itu seperti sementara hari kartini tinggal beberapa hari lagi, kami putuskan bahwa acara harus tetap berjalan sekalipun tanpa kepanitiaan. Alias kerja “keroyokan” lagi.
Kesepakatan acara diadakan hari Jumat Sore, dengan pertimbangan kalau diadakan bertepatan dengan hari Kartini (Ahad, 21 April) sementara hari senin UNRAM sudah mulai UTS, dikhawatirkan peserta yang hadir cuma sedikit. Lanjut ke bentuk kegiatan, ada tawaran aksi turun ke jalan seperti tahun lalu sambil bagi-bagi bunga, semua peserta syura’ yang hadir saat itu malah kompak geleng kepala. Bukan karna akhwat takut kepanasan, tapi karena ingin suasana yang berbeda saja tahun ini. Endingnya disepakati untuk membuat acara kajian yang lokasinya di outdoor/Lapangan Rektorat. Dikasi nama “Sarasehan Muslimah Kampus” biar lebih keren. Kenapa di lapangan? Biar bisa jadi syi’ar. Biar bisa ngajak cewek-cewek yang biasa nongkrong di Lapangan buat ikutan ngaji. Biar gak perlu ribet nyari aula atau lobi tempat. Dan sederet pertimbangan lainnya. Bagaimana dengan pembicara? Pastinya Ustadzah yang akan mengisi diharapkan yang suaranya kencang+lantang agar menyesuaikan dengan tempat. Pilihan jatuh kepada Ustadzah Ema. Pas kami hubungi, beliau malah komen, “Kok acaranya di lapangan? Kan suaranya kak Ema lagi serak-serak becek. Musti teriak dong…” hehehe…
Jujur saja, rasanya serba kurang maksimal. Saya belajar bikin pamflet, novi bantu hubungi pembicara, yang lain bantu mensosialisasikan kegiatan lewat fb dan sms. Bikin pamflet pun asal-asalan karena ini pengalaman pertama, dibantu edit oleh Bu DPO Rajma. Hasilnya lumayanlah.. ^_^,,, Pak ketua berbaik hati memberi infaq untuk acara, kami bisa beli permen dan aqua gelas untuk konsumsinya, plus sovenir pembicara. Di Hari H acara, subhanallah.. peserta yang datang ke lokasi rame banget (Sayang lupa dokumentasinya), dari berbagai kampus di kota Mataram, dari Muslimah Hizbuth-Tahrir (MHTI), dari KAMMI, dari keputrian LDK se-Kota Mataram.. padahal kami tak sempat memasukkan surat untuk mengundang mereka semua secara khusus, hanya mengandalkan pamflet dan sebaran sms. Dan Alhamdulillah, acara bisa berjalan lancar sesuai harapan. Jazakumullah buat semua yang sudah turut membantu, Bu Kokep Novi yang setia mendampingi kesana-kemari, Pak Ketu yang rajin mengkontrol persiapan acara, bantuin angkat wireless dan kardus aqua bersama para ikhwan, Allah akan membalas semuanya dengan kebaikan berlipat, Insya Allah..
Bagi kami, kegiatan ini luar biasa inspiratif. Kami semua menjadi lebih tahu tentang sejarah Kartini yang sesungguhnya. Sebagian besar orang mungkin hanya tahu bahwa kartini adalah pejuang emansipasi dan kesetaraan gender, menjadi sederajat dengan laki-laki dalam semua hal. Tapi ada satu catatan sejarah yang sering disembunyikan, yaitu bagaimana usaha Kartini untuk mempelajari islam dan mengamalkannya, berusaha meninggalkan pemahamannya yang keliru tentang emansipasi, dan ingin kembali kepada fitrahnya sebagai seorang Muslimah. Kalimat “Habis Gelap Terbitlah Terang” atau “Dari Gelap Menuju Cahaya” tidak lain adalah merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyah) menuju yang terang benderang (hidayah atau kebenaran Ilahi) (QS. Al-Baqarah : 257). Berikut adalah salah satu petikan surat Kartini: “Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akanpengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]. Ternyata inilah gagasan Kartini yang sebenarnya, namun sering diartikan secara sempit dengan satu kata: emansipasi. Jazakillah khair buat pembicara yang udah membuka wawasan kami tentang sosok kartini.
Tetap semangat buat teman2 KomCe, bersiap untuk next event, DMS 1 ^_^
(Reportase kecil2an sebagai selingan, cuap-cuap tidak penting kami tentang kegiatan sarasehan hari Kartini kemarin. Afwan bila kurang berkenan)
Oleh:Septiana Widi Saputri
{Co. Komisi C Puskomda Nusra 2013}

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

PUSKOMDA NUSRA. Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text

Pages

Theme Support