Kamis, 30 April 2015

Dokumentasi RAPIMNAS I FSLDK 2013, UNAIR


Rapimnas I FSLDK Indonesia di Universitas Airlangga, Surabaya


Jum’at-Minggu, 29-31 Maret 2013“Satukan Cita untuk Harmoni Nusantara”
Depan Kampus C UNAIR
Depan Gedung Rektorat UNAIR
Pembukaan
Seminar Jurnalistik oleh Jusman Dalle
Tabligh Akbar oleh Ustadz Waleed
Aksi 'Freedom for Suriah'
Bersama Ketua PuskomnasFoto Bersama

Jilbab Itu Tanda Cinta

Sumber: 1.bp.blogspot.com
Sumber: 1.bp.blogspot.com
Suatu ketika ada seorang wanita muslimah  mendatangi pasar Madinah. Ketika muslimah tersebut sedang asyik berbelanja, tiba-tiba datang seorang laki-laki yahudi yang usil, mengganggu wanita tersebut. Lelaki itu mengikat rok si wanita pada tiang sehingga ketika wanita tersebut berjalan maka terangkat roknya dan tersingkaplah auratnya. Tentu saja kejadian ini membuat si wanita kaget dan marah seraya berteriak, “wahai pemuda muslim tolonglah saudaramu ini.” Kemudian datanglah pemuda muslim, lalu dia menghajar laki-laki yahudi itu hingga meninggal. Hal ini membuat masyarakat yahudi yang ada di pasar naik pitam dan akhirnya mereka mengeroyok pemuda muslim hingga meninggal. Berita ini pun akhirnya sampai pada Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian beliau meminta orang-orang yahudi tersebut untuk membayar diyath (denda). Lalu salah seorang dari mereka berkata, “Mana kami tahu bahwa wanita ini adalah wanita muslimah. Dan mana kami tahu bahwa wanita ini adalah wanita merdeka  ataukah seorang budak.” Karena memang pada saat itu budak diperlakukan dibawah standar, berbeda dengan wanita merdeka yang dihargai. Maka dari kejadian ini turunlah perintah Allah untuk mengenakan jilbab bagi wanita muslimah.
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. Al-Ahzab [33]: 59)
Demikianlah sejarah singkat tentang jilbab. Yang merupakan asbabun nuzul atau sebab turunnya perintah Allah ‘Azza wa Jalla untuk berjilbab.
Coba cermati sejarah di atas, ternyata didalamya terkandung pesan cinta yang sungguh mendalam. Ya, Allah sangat mencintaimu sayang. Maka Ia ingin engkau terjaga dan aman dengan tanda cinta itu; engkau tidak akan diganggu dengan jilbab; engkau akan dihargai bahkan engkau menjadi mulia dengannya; dan agar tidak ada pertumpahan darah seperti cerita di atas. Sehingga kebaikannya tidak hanya untuk dirimu tapi juga untuk yang lain. Maka beruntungnya dirimu wahai muslimah, mungkin para lelaki iri dengan kita karena penjagaan yang super ini.
Saudariku, cinta tentu harus dibalas dengan cinta. Ah, rasanya kalian sangat lebih paham mengenai hal ini. Betapa cinta membuatmu rela bahkan semangat melakukan segalanya. Contohnya saja, ketika engkau sekolah atau kuliah dengan sungguh-sungguh, mendapat nilai yang bagus dan meraih prestasi setinggi mungkin kemudian bermimpi menjadi orang sukses yang dengannya engkau berharap orangtuamu bahagia; teman-temanmu bangga; engkau ingin menyenangkan mereka dan membalas jasanya. Ya, itulah bentuk cintamu. Itu artinya engkau mencintai mereka. Engkau melakukan segalanya dan kaupun mengakuinya bukan???
Karena memang hakekat dari cinta adalah ketaatan, dan bentuk dari ketaatan itu adalah tindakan atau usaha kita. Jika dipikirkan, engkau adalah wanita luar biasa dengan segenap perjuanganmu. Cintamu sangat besar kepada mereka. Maka seharusnya cintamu kepada Allah‘Azza wa Jalla berlipat-lipat lebih besar dari cintamu kepada yang lain. Karena Ia yang menciptakanmu; menciptakan ibu dan ayahmu; teman-temanmu dan semua yang engkau cintai. Cintamu kepada manusia secara mati-matian engkau buktikan, apalagi cinta pada Allah. Namun, Allah tak akan memintamu mati untuk membuktikan cinta, cukup engkau menerima tanda cintaNya yaitu dengan berjilbab.
Seperti itulah semestinya seorang muslimah sejati memaknai cintanya. Mendefinisikan cinta sebagai ketaatan.
Saudariku, tolong hapus kata ‘membatasi’ dari pikiranmu. Jika engkau merasa ‘dibatasi’ dengan jilbab, dalam hal apa?  Tanyakan pada hatimu yang paling dalam apakah benar hal ini, atau hanya perasaanmu saja? Atau mungkin itu hanya sepotong alasan yang tidak berkualitas? sekali lagi tanyakan pada hatimu!
Jika ada orang yang mengatakan engkau tidak cantik dengan jilbab, maka dapat dipastikan bahwa orang yang mengatakan itu adalah orang yang pengetahuannya sangat rendah, imannya pun bisa jadi tak ada. Jangan biarkan dirimu termakan oleh kata-kata yang sama sekali tak berdasar. Apatah lagi jika dirimu adalah muslimah yang intelek, siswa atau bahkan mahasiswa. Ooh, ingatlah orangtua yang berjuang mati-matian untuk menyekolahkanmu, salah satu harapan mereka adalah agar kalian terbuka pikirannya, lebih paham, lebih pintar, tahu mana yang benar dan mana yang tidak.
Saudariku sayang, berjilbab selain tanda cinta Allah padamu juga merupakan tanda cintamu pada Allah, Rasulullah, orangtua dan agama ini. Jilbab adalah bentuk kecintaan mu kepada Dzat yang telah memberikan kehidupan. Yang telah mengabulkan do’a dan keinginanmu selama ini, tidak kah kau ingin melakukan ini untukNya???
Saudariku, tanyakanlah pada hatimu yang paling dalam, “apakah yang membuatmu selama ini merasa berat memakai jilbab?” Dan jika hingga saat ini dirimu masih saja merasa berat, maka benarkah kata-kata yang engkau umbar selama ini bahwa engkau mencintai Allah? Selama ini engkau mengaku diri sebagai orang Islam, tapi malah merasa tidak bangga dengan identitasmu. Bahkan engkau malu.
Bayangkanlah pada saatnya nanti di akhirat, ketika kita menghadap Allah ‘Azza wa Jalla tanpa jilbab. Apa yang akan kau katakan? Tidak mungkin engkau mengemukakan semua alasanmu selama ini yang sebenarnya tidak logis. Dan barulah engkau sadar bahwa semua itu ternyata hanya pembelaan terhadap diri yang selama ini kurang bersyukur. Ah, malu rasanya pada Allah. Padahal di setiap kesulitanmu, segera engkau berdo’a dan memohon pertolonganNya.
Sekali lagi, cermati dengan baik firman Allah berikut ini,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. Al-Ahzab [33]: 59)
Sungguh perintah yang sangat lembut, tidakkah sedikitpun engkau tersentuh?
Adapun hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwasanya Asma’ binti Abu Bakar  telah masuk ke ruangan Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam dengan berpakaian tipis atau transparan, lalu sang Nabi berpaling seraya bersabda: “Wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haid) tidak boleh baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini (Rasulullah menunjukkan muka dan telapak tangan). (H.r. Abu Dawud)
Dalil lainnya juga terdapat dalam hadits riwayat Usamah bin Zaid, bahwasanya ia ditanyai oleh Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tentang Qibtiyah (baju tipis) yang telah diberikan sang Nabi kepada Usamah. Lalu dijawab oleh Usamah bahwasanya ia telah memberikan pakaian itu kepada isterinya, maka Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya:Suruhlah isterimu mengenakan baju dalam di balik kain Qibtiyah itu, karena sesungguhnya aku khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya. (H.r. Ahmad dan Al-Baihaqi, dengan sanad hasan. Dikeluarkan oleh Adh-Dhiya’ dalam kitab Al-Ahadits Al-Mukhtarah, juz 1 hal, 441)
Dari ayat Al-Qur’an dan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan berjilbab adalah menutup seluruh aurat, bukan hanya menutup kepala. Perintahnya adalah menutup, bukan sekedar membungkus karena kedua kata ini memiliki makna yang berbeda. Menutup sama artinya dengan menyembunyikan maka ia tidak akan terlihat sedikitpun, sedangkan membungkus berarti hanya sekedarnya saja dan bentuknya pun masih terlihat.
Untuk lebih dipahami, berikut adalah definisi jilbab. Jilbab berasal dari bahasa arab yang jamaknya jalaabiib artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya yaitu pakaian yang lapang dan dapat menutup aurat, kecuali muka dan telapak tangan. Jilbab ini hukumnya adalah wajib sebagai sebuah keharusan atau mutlak bagi wanita dewasa yang muslim.
Seperti itulah Islam memuliakan wanita, maka selayaknya kita bersyukur atas semua ini.  Ingatlah bahwa kita memegang peranan besar terhadap sebuah Negara, baik dan buruknya suatu Negara tergantung padamu wahai wanita.
Saudariku, tulisan ini juga merupakan tanda cintaku pada kalian. Karena cinta maka aku menulis. Namun ianya hanya akan bermanfaat bagi mereka yang mau berpikir dan selalu berusaha untuk terus lebih baik dari sebelumnya, juga untuk mereka yang mengakumencintai Allah, RasulNya dan agama ini.
Oleh:Kasrina Nursyahraini
{Kokept MT An-Nahl Faterna UNRAM 2013}

Pernyataan Mantan Pengikut Syiah------

Syiah Indonesia :
TENGAH MEMPERSIAPKAN REVOLUSI
IMAMAH ADALAH KEWAJIBAN DALAM DOKTRTIN SYIAH.
Ketika dia menjadi wajib, maka dia harus diperjuangakan. Menurut mantan pengikut Syiah, Ustadz Roisul Hukama,persiapan Revolusi yang seperti terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan Syiah di Indonesia. “Itu cita-cita. Jelas sekali,” tandasnya kepada para wartawan, Selasa (24/01).
Karena ini sebuah desain yang cukup besar, rencana itu pun tengah dimatangkan dengan melibatkan berbagai tahapan.Salah satunya menanam kader-kader Syiah di berbagai ormas dan pemerintahan. “Harus dikuatkan dulu dengan cara orang-orang Syiah ditanam di mana-mana. Mereka semua ada di Ormas, Pemerintahan, dan juga partai politik,” beber pria yang juga mantan penasehat IJABI Sampang ini.
Menurutnya konspirasi yang tengah disiapkan di Indonesia bagian dari sebuah konspirasi berskala global. “Ini sebenarnya bukan lokal, tapi internasional. Meski kecil mereka punya power. Coba lihat Zionis, meski kecil tapi power tidak? Mereka punya otak, duit dan senjata. Amerika pun bisa diperdaya,” sambungnya.
Sebelumnya, petinggi NU, Kiai As’ad Ali juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya, dewasa ini Syiah Indonesia sedang berupaya membuat lembaga yang disebut Marja al-Taqlid, sebuah institusi kepemimpinan agama yang sangat terpusat, diisi oleh ulama-ulama Syiah terkemuka dan memiliki otoritas penuh untuk pembentukan pemerintah dan konstitusi Syiah. Di beberapa negara yang masuk dalam kaukus Persia, lembaga itu telah berdiri kokoh dan memainkan peran yang efektif dengan kepemimpinan yang sangat kuat. Di Irak misalnya, lembaga Marja Al Taqlid dipimpin oleh Ayatollah Agung Ali al-Sistani.
Lembaga Marja Al Taqlid, selain berfungsi menyusun dan mempersiapkan pembentukan pemerintahan beserta konstitusinya, juga berfungsi menyusun prioritas-prioritas pemerintah, termasuk pembentukan sayap militer yang disebut maktab atau lajnah asykariyah. Selama Marja al Taqlid ini belum terbentuk, maka pembentukan maktab askariyah pun pastilah belum sistematis dan terstruktur. (Pz)
Mantan Syiah:
JANGAN PERCAYA DENGAN ORANG SYIAH
Menurut kaum Muslimin taqiyyah adalah sebuah istilah yang pemahamannya hanya terarah kepada satu arti yaitu “Dusta”. Namun mengapa dalam ajaran Syiah, berbohong justru dilestarikan?
“Karena dalam Syiah berbohong adalah wajib. Semakin banyak taqiyyah semakin tinggi derajatnya,” tegas Ustadz Roisul Hukuma, mantan pengikut Syiah kepada para wartawan kemarin, (24/01) di Kantor MUI Pusat.
Ia mengaku selama ini Syiah memang besar dengan kebohongan. “Karena jika tidak menipu, Syiah tidak akan berhasil,” lanjutnya.
Beliau juga membeberkan kedustaan-kedustaan Syiah lainnya. Salah satu kasus menarik ialah ketika Syiah mau mengundang Muhammad Tijani As Samawi pengarang kitab al-Syi’ah Hum Ahlus Sunnah (Syiah adalah Ahlus Sunnah).
Ia mengatakan kitab tersebut tidak lain sebagai kitab propaganda. “Sejak kapan Syiah menjadi Ahlus Sunah?” Tanyanya.
Namun tatkala mendengar At Tijani mau ke Indonesia, banyak ormas Islam tidak setuju. “(Kata para ormas saat itu) coba aja kalau berani, saya bom. Akhirnya kunjungan At Tijani dibatalkan. Dan yang datang akhirnya Ayatullahnya dan Mahkamah Agung dari Iran.”
Menurutnya kantong terbesar Syiah di Indonesia ada di tiga provinsi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat. “Itu kantong-kantong utama, sedangkan basis Syiah di Jawa Tengah berada di Solo,” paparnya.
Akan tetapi secara global, Syiah sudah menyebar di seluruh pelosok nusantara, “Pokoknya dari Sabang sampai Merauke ada,” imbuhnya.
Segala kedustaan-kedustaan inilah yang akhirnya membuat beliau keluar dari Syiah.Meski dicalonkan untuk menjadi wakit ketua DPW IJABI Jawa Timur, ia menolaknya. Mantan Penasehat IJABI Sampang ini mengaku khawatir dengan azab Allah. “Sudah didunia diremote orang, akhiratnya pun kacau balau,” tutupnya.(Pz)
Mantan Pengurus IJABI:
SYIAH SERATUS PERSEN BERTOLAK BELAKANG DENGAN ISLAM
Ustadz Roisul Hukama, Mantan Pengurus Ikatan Jama’ah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) ini membeberkan kesesatan ajaran Syiah. Menurutnya, ajaran Syiah sudah bertolak belakang seratus persen dengan ajaran Islam.
“Bukan lagi separuh persen, tapi seratus persen. Jadi setelah tahu begitu saya out. Karena kita tidak mau semakin jauh. Nanti kita tidak mau jadi robot yang diremot. Ya kalau untung akhiratnya, sudah didunia diremote orang, akhiratnya pun kacau balau.” Tandasnya setelah Rapat antara MUI dengan Ulama Se Jawa Timur di kantor MUI Pusat, Selasa 24/01.
Adik kandung Tajul Muluk ini mulai aktif dalam struktur IJABI pada tahun 2007. Namun dalam perkembangannya, banyak kedustaan dan penyimpangan yang dilakukan Organisasi Syiah terbesar di Indonesia itu.
“Katanya (IJABI) mengusung pluralisme, nonpolitik. Katanya non mazhab, seluruh ahlul bait bisa masuk ke dalamnya. Tapi nyatanya, di dalam semua mau diajak ke wilayatul faqih. Wilayatul Faqih itu artinya revolusi imamah. Ketika saya tahu begitu dan penyimpangan-penyimpangan ushul lainyna, ini sudah masuk ahlul bid’ah fi akidah. Akhirnya saya keluar,” sambungnya.
Selanjutnya, ia juga membantah pemberitaan media sekuler dan opini yang dihembuskan bahwa konflik di Sampang terjadi karena persoalan keluarga. “Tidak ada itu. Malu mas, naïf bicara begitu, sampai-sampai dunia internasional turun tangan. Masak gara-gara keluarga. Istimewa sekali,” kilahnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Syura IJABI Jalaluddin Rakhmat mengatakan, konflik yang terjadi antara Sunni-Syiah di Sampang, Madura, bukan karena perbedaan pendapat, melainkan karena perbedaan pendapatan yang dipicu oleh konflik internal keluarga antara Ustadz Raisul Hukama dan kakaknya, Tajul Muluk. (Pz)

Salah Satu Bukti Syiah Sesat lagi menyesatkan

Februari 12, 2013Meninggalkan komentarGo to comments
Berikut ini adalah Screen-shoot dari Al-Akh‘Ali Alaydruz As-Sakran -Hafizhahullah- dan juga dari Saudara-Saudaraku yang lain (Kaum Muslimin Ahlus Sunnah) yang tidak kusebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan cintaku kepada kalian karena Allah Ta’ala, yang screen-shoot ini saya ambil dari salah satu grup yang Al-Akh Ali Alaydruz As-Sakran sebagai Adminnya. Semoga Allah membalas kebaikan antum dan menjadikannya manfa’at hingga orang-orang yang tertipu oleh Syi’ah terbuka lebar-lebar matanya.
WAHAI KAUM MUSLIMIN
INILAH FAKTA SYIAH SESUNGGUHNYA!!!!
 
PUSKOMDA NUSRA. Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text

Pages

Theme Support